Text
SKRIPSI ; PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS KOORDINASI TANGAN DAN MATA MELALUI METODE BERMAIN KOLASE BERBAHAN DAUR ULANG LIMBAH PADA PESERTA DIDIK USIA 4 TAHUN KB DARUSSALAM DESA JUMO KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui dan
menggambarkan kegiatan bermain kolase daur ulang limbah dalam meningkatkan motorik halus
anak di KB Darussalam Desa Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. 2) Untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan motorik halus anak dengan bermain kolase daur ulang
limbah di KB Darussalam Desa Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. 3) Untuk
mengetahui perubahan perilaku yang muncul pada anak di KB Darussalam Desa Jumo Kecamatan
Kedungjati Kabupaten Grobogan melalui kegiatan kolase daur ulang limbah.
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas (PTK) dalam bahasa Inggris sering disebut Classroom Action Research (Arikunto,
Suhardjono, & Supardi, 2015). Kemmis dan McTaggrt (Sukardi, 2013) menyatakan penelitian
tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi sebuah kondisi dimana
mereka dapat mempelajari pengalaman dan membuat pengalaman mereka dapat diakses kepada
orang lain. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan terutama proses dan hasil belajar peserta didik pada level kelas. Subyek dalam
penelitian ini anak adalah anak-anak usia 4 tahun di KB Darussalam Desa Jumo Kecamatan
Kedungjati Kabupaten Grobogan yang berjumlah 16 anak terdiri dari 10 anak laki-laki dan 6 anak
perempuan.
Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Kegiatan bermain kolase daur ulang
limbah dalam meningkatkan motorik halus anak di KB Darussalam Desa Jumo Kecamatan
Kedungjati Kabupaten Grobogan ini dilaksanakan dalam bentuk PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian yang diungkapkan oleh
Kemmis dan Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Model ini dapat
mencakup beberapa siklus dan pada masing-masing siklus meliputi tahapan yaitu: a) Planning atau
perencanaan, b) Acting and observing atau pelaksanaan dan observasi, c) Reflecting atau refleksi,
dan d) Revise plan atau revisi perencanaan. 2) Peningkatan motorik halus anak dengan bermain
kolase daur ulang limbah di KB Darussalam Desa Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten
Grobogan berhasil ditingkatkan dengan hasil data sebagai berikut: a) Anak yang mencapai kriteria
tuntas yaitu BSH (Berkembang Sesuai Harapan) dan BSB (Berkembang Sangat Baik) pada Pra
Siklus sejumlah 3 anak atau sebesar 19%, pada Siklus I Pertemuan Ke-1 sejumlah 4 anak atau
sebesar 25%, pada Siklus I Pertemuan Ke-2 sejumlah 8 anak atau sebesar 50%, pada Siklus I
Pertemuan Ke-3 sejumlah 10 anak atau sebesar 63%, pada Siklus II Pertemuan Ke-1 sejumlah 12
anak atau sebesar 75%, pada Siklus II Pertemuan Ke-2 sejumlah 13 anak atau sebesar 81%, dan
pada Siklus II Pertemuan Ke-3 sejumlah 14 anak atau sebesar 88%. b) Perolehan skor kinerja Guru
pada Pra Siklus adalah sebesar 42 poin atau sebesar 53%, pada Siklus I Pertemuan Ke-1 sebesar 47
poin atau sebesar 59%, pada Siklus I Pertemuan Ke-2 sebesar 51 poin atau sebesar 64%, pada
Siklus I Pertemuan Ke-3 sebesar 54 poin atau sebesar 68%, pada Siklus II Pertemuan Ke-1 sebesar
54 poin atau sebesar 68%, pada Siklus II Pertemuan Ke-2 sebesar 58 poin atau sebesar 73%, dan
pada Siklus II Pertemuan Ke-3 sebesar 69 poin atau sebesar 86%.
Kata kunci: Bermain, Kolase, Daur Ulang Limbah, dan Motorik Halus Anak.
145/PAUD/PUS/I/2023 | 145/PAUD/PUS/I/2023 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain