Text
Skripsi :EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENGURANGI CABIN FEVER SISWA KELAS VIII DISMP NEGERI 1 LOSARANG KABUPATEN INDRAMAYU - CD Skripsi
ABSTRAK
Rifky Bihan Muhammad. Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Mengurangi
Cabin Fever Terhadap Siswa Kelas VIII di Smp Negeri 1 Losarang Kabupaten Indramayu.
Semarang. FIP-Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. IKIP Veteran Semarang.
2021. 92 Halaman .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan efektivitas layanan
bimbingan kelompok untuk mengurangi cabin fever siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Losarang
Kabupaten Indramayu.
Menurut Dr. Hafid Algristani, SP.KJ. sendiri, terdapat lima gejala umum yang muncul
pada penderita cabin fever. Pertama adalah gejala demotivasi. Orang yang menderita demotivasi
biasanya akan merasa putus asa, kosong, dan kehilangan empati. Pada gejala ini ada baiknya kita
tidak memberikan motivasi atau masukan positif karena itu akan sulit diterima oleh penderita.
Kedua adalah gejala kognitif, gangguan konsentrasi atau sulit fokus yang membuat seseorang
tidak produktif. Ketiga, gejala insomnia-parasomnia yang merupakan gangguan tidur hingga sleep
walking. Keempat, gejala psikomotorik atau gangguan energi. Dapat berupa kelebihan energi
yang membuat sensitif maupun kekurangan energi. Gejala kelima adalah gejala otonomik atau
gangguan buang air besar atau buang air kecil.“Karena cabin fever adalah sekumpulan gejala,
makanya seseorang harus mengalami beberapa dari gejalanya untuk dapat disebut mengalami
cabin fever. Itupun juga harus diikuti riwayat deprivasi sensorik dan pembatasan motorik.”
ungkapnya.
Keunggulan yang diberikan oleh layanan kelompok bukan hanya menyangkut aspek
efisiensi. Dinamika perubahan yang terjadi ketika layanan itu berlangsung juga amat menarik
perhatian. Dalam layanan kelompok, interaksi antar individu anggota kelompok merupakan suatu
yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada layanan perorangan. Dengan interaksi sosial yang
intensif dan dinamis selama layanan tersebut berlangsung, diharapkan tujuan-tujuan layanan dapat
tercapai secara lebih mantap (Prayitno, 2004:307). Pelaksanaan dalam kegiatan bimbingan
kelompok akan dibahas topik-topik yang berkaitan dengan gejala-gejala cabin fever.
Penelitian ini menggunakan pre-test and post-test group desain, dalam desain ini
dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen yang disebut pre-test dan observasi
sesudah eksperimen yang disebut post-test. Adapun alat pengumpulan data berupa skala dimana
antara pre-test (O₁ ) dan post-test (O₂ ) menggunakan skala yang sama. Perbedaan O₁ dengan
O₂ yaitu O₁ - O₂ diasumsikan merupakan efek dan hasil treatment atau eksperimen ( Suharsimi
Arikunto, 2013:124 ).
.Dengan adanya layanan bimbingan kelompok siswa menjadi semakin bisa tahu gejala
cabin fever dan bagaimana mengatasinya. Siswa tidak lagi merasa jenuh selama belajar dirumah
karena bisa mengembangkan kreativitas dari rumah.
Penurunan gejala cabin fever yang dirasakan oleh siswa dapat dilihat dari rata-rata skor
yang diperoleh 140. Dan setelah diadakan bimbingan menurun menjadi 90. Layanan bimbingan
kelompok mengacu pada kegiatan-kegiatan positif yang bisa dilakukan ketika siswa mengalami
cabin fever.
Kata Kunci: Layanan Bimbingan Kelompok, Cabin Fever
005/BK/PUS/II/2022 | 378.2 MUH e | Perpustakaan Pusat (Bimbingan Konseling) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain